Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Niat Berbuat Buruk Tidak Terhitung Dosa, Benarkah?

Gambar
"Barangsiapa hendak melakukan kebaikan dan dia tidak jadi melakukannya, Allah telah mencatat di sisi-Nya satu kebaikan yang sempurna. Bila ia hendak melakukan kebaikan dan benar-benar melakukannya, Allah mencatat di sisi-Nya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan berlipat ganda banyaknya. Jika ia hendak melakukan kejelekan dan tidak jadi melakukannya, Allah mencatat di sisi-Nya sebagai satu kebaikan, dan kalau ia hendak melakukan kejelekan kemudian benar-benar melakukannya, maka Allah hanya mencatat di sisi-Nya satu kejelekan." Hadits Nabi  shallallahu ‘alayh wa sallam  yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahihnya ini sering kita dengar dari para asatids kita, naik itu dikelas ataupun lewat ceramah-ceramahnya di masjid dan pengajian. Makna hadits ini jelas dan semua orang bisa memahaminya bahwa Allah sangat baik kepada hambanya. Sehingga amal kebaikan hambanya walaupun hanya sebatas niat, Allah mengganjarnya dengan...

Ulama Kok Tidak Bisa Bahasa Arab?

Gambar
Sering saya tanya orang, siapa sih yang disebut ulama itu dan apa saja syarat-syarat yang harus dimilikinya. Kebanyakan saya selalu menjawab ulama itu banyak jenis cabang ilmunya.  Ada ulama hadits alias muhaddits.  Ruang diskusi adalah kumpulan berjuta butir hadits dari sisi shahih atau tidaknya.  Mereka tidak menarik untuk menarik kesimpulan hukum, sebab untuk itu ada jenis ulama khusus. Kalau mau disebut contohnya gampang saja, itu loh Imam Bukhari dan Imam Muslim.  Mereka itu ulama hadits.  Tugas mereka menyaring mana hadits shahih dan mana yang tidak. Tentu saja hadits bukan hanya mereka berdua, tetapi juga hanya ikonnya. Pelajari saja biografinya lengkap dengan kemauan dan kemampuannya, maka kita akan tahu apa saja persyaratan ulama dan tahu langsung seperti apa gambarnya. Jangan tanya hukum agama, apakah itu halal atau haram, jangan tanya ke ulama ahli hadits.  Jelas mereka bukan ahlinya.  Kalau pun kita tanyakan pada mereka, tany...

Istri : Mahram Apa Bukan?

Gambar
Sambil memakai sepatu di serambi masjid seusai pengajian, laki-laki setengah baya itu duduk di samping saya seraya menyapa dengan santun. "Mohon maaf Ustadz, afwan mau tanya, soalnya tadi tidak sempat bertanya waktu pengajian berlangsung," begitu dia mengawali pertanyaannya. "Ya, silahkan," jawab saya sambil sibuk memakai sepatu juga. "Begini ustadz, dari penjelasan ustadz di pengajian tadi, terus terang saya agak bingung. Yang bikin saya bingung adalah pernyataan ustadz bahwa istri kita itu ternyata bukan mahram kita, ya?" katanya. "Ya, benar sekali," jawab saya balik mantab. "Nah, pernyataan ustadz itu yang bikin saya bingung ustadz. Kalau dikatakan bahwa istri itu bukan mahram kita, kenapa kita boleh berdua-duaan dengan istri? Kan bukan mahram? Bukankah wanita yang bukan mahram itu tidak boleh diajak berdua-duaan?" tanyannya penasaran. Saya bilang,"Wah, sebenarnya di awal pengajian tadi saya sudah jelaskan masalah ini. Barang...

Ketika Rasulullah SAW Sedih, Marah dan Melaknat

Gambar
Pernahkah kita mendengar Rasulllah SAW bersedih? Jawabnya tentu pernah dan bukan hanya kejadian sekali. Pernahkah kita mendengar Rasulullah SAW marah?  Jawabnya tentu pernah dan bukan hanya sekali. Tetapi pernahkah kita mendengar Rasulullah SAW marah bercampur sedih, sekaligus melaknat dan mendoakan yang jelek-jelek kepada suatu kaum? Hmm, rasanya kok agak jarang kita dengar ya. Sebab pribadi Rasulullah SAW sejatinya adalah orang paling berakhlaq mulia. Beliau itu orang yang amat sabar, ramah, mudah memafkan, tidak pendendam dan juga amat santun. Semua itu adalah default sifat-sifat Rasulullah SAW menjadi rahmatan lil alamin. Namun kadang satu kali dalam lintas kehidupan, yang nama Rasulullah SAW bisa marah juga. Marah yang bercampur dengan rasa duka yang mendalam, bahkan diteruskan dengan menjatuhkan laknat yang amat dahsyat. Kejadiannya adalah ketika Rasulullah SAW sedih dan marah sekali tatkala mendengar kabar terbunuhnya 70 orang shahabatnya dibunuh. Tujuh puluh shahabat i...

Menuduh Ibnu Taimiyyah Klenik

Gambar
Memang kita sangat mudah terjebak cashing . Dahulu beberapa teman saya cukup nyinyir ketika ada cerita agak aneh terkait jin dan pak kyai. Jika ada cerita pak kyai berhubungan dengan jin, serta-merta dibilang, “Kyai dukun itu!”. Sekarang semua berubah ketika yang suka berbicara tentang jin itu tidak kyai lagi, melainkan ustadz berjubah. Kata ‘suwuk’ dan ‘sembur’ yang dulu identik dengan kyai dukun, sekarang berubah menjadi ‘ruqyah syar’iyyah’ . Memang apa bedanya? Mungkin bedanya kalau kyai dulu menyuwuk dengan hanya baca surat al-fatihah yang bacaannya tidak fasih, sekarang ustadznya bisa baca macam-macam surat dengan bacaan yang fasih dan merdu. Tak bisa dipungkiri ada memang yang benar-benar dukun, tapi mengaku kyai atau paling tidak dianggap kyai. Kalau ada cerita seorang yang melihat seorang kyai berada di dua tempat sekaligus, serta-merta dibilang, “Itu khurafat. Kalaupun iya, itu kyainya punya pengikut jin”. Lah, kenapa menyalahkan kyainya? Bisa jadi itu hanya ...

Ulama Dikenal Karena Tulisannya (Karya Ilmiah)

Gambar
Mungkin tidak terlalu banyak dari kita, khususnya kaum muda Islam hari ini, yang memahami bagaimana agungnya peradaban zaman dulu.  Salah satunya yang mau saya sebutkan di sini adalah budaya yang mengulas ilmu yang mereka miliki. Sebut saja silsilah ketersambungan kitab-kitab dalam madzhab Syafi'i.  Awalnya, karya Al-Imam Asy-Syafi'i  (w. 204 H) sebagai guru besar nan  agung yang diterjemahkan sebagai kitab.  Orang menyebutkan dengan Al-Umm Imam Syafi'i.  Lalu salah satu muridnya, Al-Muzani   (w. 264 H)  meringkasnya, kemudian dikenal dengan nama kitab itu Mukhtashar al-Muzani . Ternyata kompilasi itu dibuatkan syarahnya menjadi Nihayat al-Mathlab fi Dirayah al-Madzhab oleh Imam Haramain al-Juwaini (w. 478 H). Kitab Nihayat al-Mathlab fi Dirayah al-Madzhab karya Imam Haramain al-Juwaini (w. 478 H): diringkas menjadi al-Basith ole h Imam al-Ghazali (w. 505 H): diringkas lagi oleh al-Ghazali (w. 505 H) menjadi al-Wasith : diringkas lagi ...